Manado, (Antara Sulut) - Pengguna Twitter sejak kemarin mungkin ada yang
bertanya-tanya, kenapa ada yang memasang foto Munir sebagai avatar?
Tanggal 7 September mendatang adalah tepat 8 tahun kepergian Munir Said Thalib,
pejuang Hak Asasi Manusia (HAM), sekaligus pendiri Komisi untuk Orang Hilang
dan Anti Kekerasan (Kontras).
Atas prakarsa Dandhy Laksono, jurnalis dan sutradara dokumenter, menyerukan
agar user twitter Indonesia memasang avatar foto Munir selama sepekan,
terhitung kemarin.
"Bantu wujudkan 2 juta akun Twitter Indonesia berwajah Munir,"
demikian Dandhy menulis pada Twitternya. Dengan cepat pesan ini menyebar di
timeline, melalui retweet.
Dalam tempo beberapa jam, avatar bergambar Munir sudah membanjir. Mengapa 2
juta? Itu adalah 10 persen populasi akun Twitter di Indonesia. Agaknya Dandhy
tidak ingin terlalu muluk memasang target. Cukup 2 juta saja alias 10 persen
dari seluruh pengguna Twitter di Indonesia.
Twit lain Dandhy adalah, "Sedekahkan avatar Anda untuk foto ini selama 8
hari saja, agar kasus berumur 8 tahun ini punya energi baru dan tak
dilupakan".
Walau sudah 8 tahun berselang, kasus kematian Munir belum terungkap juga.
Dipasangnya avatar foto Munir pada sebanyak mungkin akun Twitter orang
Indonesia ini semacam gerakan peringatan bahwa kita wajib menolak lupa pada
pengentasan masalah HAM.
Gerakan Avatar Munir ini merupakan salah satu upaya menarik perhatian dan
simpati semua orang atas kasus Munir. Ternyata gerakan ini cukup efektif,
terbukti dengan mulai banyak pertanyaan dari user Twitter dari negara lain.
Mereka bertanya, mengapa akun Twitter user Indonesia banyak yang seragam.
Menurut Dandhy, mereka mulai menanyakan siapa orang di avatar tersebut, apa
yang dilakukannya, dan sebagainya.
Munir dibunuh dengan racun arsenik saat berada di pesawat Garuda, dalam
penerbangan ke Belanda. Diduga kuat pembunuhnya adalah pihak yang tidak suka
dengan sikap kritisnya selama ini. Kasus pembunuhan ini sudah berlarut-larut
selama 8 tahun tanpa ada penuntasan, baik dari pemerintah maupun pihak terkait.
Kasus ini merupakan cacat besar dalam perjuangan HAM di Indonesia, dimana
seorang pejuang HAM menjadi korban HAM itu sendiri.
Akankah Gerakan Avatar Munir bisa mencapai 2 juta user? Dan apakah cukup
menarik perhatian dan simpati agar kasus ini bisa dituntaskan? Semoga!. @antarasulut.com