Manado, 20/6 (Antara) - Bank Indonesia menargetkan produk kopi organik Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara bisa masuk pasar ekspor karena memiliki potensi yang cukup besar.
"Saat ini sudah ada beberapa kelompok tani dan usaha mikro kecil menengah khususnya klaster kopi yang kami bina," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Soekowardojo, di Manado, Selasa.
Dia mengatakan BI menargetkan memfasilitasi pelaku UMKM klaster kopi organik Kotamobagu tersebut dari hulu sampai hilir, sehingga bukan hanya bimbingan teknis dan pendampingan tapi juga mencari pasar baik domestik maupun mancanegara.
Soekowardojo menjelaskan jenis kopi organik Kotamobagu ini termasuk robusta dan sangat diminati pasar Asia, Amerika, dan Eropa.
"Ke depan, kualitas akan terus ditingkatkan karena bisa saja menembus pasar internasional," ujarnya.
Ia mengatakan dari sudut pandang ekonomi, kopi merupakan salah satu komoditas yang penting bagi seluruh masyarakat dunia, bukan hanya dari kenikmatan para konsumen peminum kopi namun bernilai ekonomis bagi negara-negara yang memproduksi dan mengekspor biji kopi.
Di Indonesia, ujarnya lagi, kopi merupakan salah satu komoditas unggulan pada subsektor perkebunan Indonesia karena memiliki peluang pasar yang sangat besar baik di dalam maupun luar negeri.
Kondisi geografis Indonesia yang beriklim tropis sangat sesuai untuk budi daya kopi, sehingga Indonesia merupakan salah satu negara dengan produksi kopi tertinggi di dunia.
Saat ini sebagian besar produksi kopi Indonesia merupakan komoditas perkebunan yang dijual ke pasar dunia.
Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara menyambut baik dan mengapresiasi perhatian BI terhadap UMKM di Sulut.
"Saya berharap ke depan kerja sama ini akan terjalin terus," katanya.
Salah satu UMKM kopi organik Kotamobagu yang mengjadi binaan BI Badaria Mokoginta mengatakan, pihaknya sangat senang karena BI memberikan perhatian besar pada sektor riil.
"Saya harap dengan adanya bantuan fasilitasi dari BI ini, akan membuat usaha kopi di Kota Kotamobagu semakin baik dan dikenal dunia," katanya pula.
Ia menyebutkan saat ini kopi organik Kopi Bilalang Dinodok miliknya sudah masuk ke swalayan dan industri retail di daerah tersebut.
"Juga ada permintaan dari Pulau Jawa, namun masih untuk konsumsi pribadi," ujarnya lagi.
Saat ini pihaknya masih dalam proses promosi, sehingga ke depan setelah semakin dikenal dengan sendirinya akan dicari oleh pasar.***3***
Budisantoso Budiman
(T.KR-NCY/B/B014/B014) 20-06-2017 08:23:44
Berita Terkait
Korlantas menjelaskan hilangnya aplikasi Signal dari "playstore"
Rabu, 27 Oktober 2021 14:47 Wib
Polda NTB menjelaskan motif oknum polisi tembak rekan kerja
Rabu, 27 Oktober 2021 12:48 Wib
BMKG menjelaskan penyebab cuaca panas di bagian wilayah Papua Barat
Kamis, 21 Oktober 2021 12:29 Wib
Wapres RI menjelaskan penyelesaian dua RPP Otsus Papua hampir final
Kamis, 14 Oktober 2021 15:05 Wib
Menpan menjelaskan afirmasi nilai tambahan dalam seleksi guru PPPK 2021
Senin, 20 September 2021 14:34 Wib
Bakamla RI menjelaskan situasi Laut Natuna Utara
Sabtu, 18 September 2021 17:22 Wib
Istana menjelaskan antusiasme warga Maumere sambut Presiden Jokowi
Selasa, 23 Februari 2021 19:17 Wib
Jubir COVID-19 menjelaskan perubahan istilah ODP dan PDP dalam Kepmenkes
Selasa, 14 Juli 2020 19:23 Wib